Manusia melakukan berbagai perilaku ekonomi dalam upaya bertahan hidupKebutuhan manusia memiliki sifat yang tidak terbatas karena manusia
cenderung tidak pernah merasa puas dan selalu merasa kekurangan
sementara sumber daya yang dimilikinya terbatas. Dengan keterbatasan
sumber daya yang dimiliki tersebut, manusia berusaha mengatasi masalah itu
dengan melakukan perilaku ekonomi. Perilaku ekonomi tidak akan pernah
lepas dari kehidupan kita sehari-hari mulai dari hal kecil hingga besar.
Manusia melakukan berbagai perilaku ekonomi dalam upaya untuk bertahan
hidup. Setiap individu memiliki kebutuhan masing-masing. Dalam sebuah
keluarga menerapkan perilaku ekonomi pada anak-anak sejak dini agar kelak
mampu menjalankan kehidupan ekonomi di masa datang. Seorang ibu dalam
sebuah keluarga melakukan perilaku ekonomi dengan mengatur penghasilan
keluarganya. Ketika mendapatkan uang bulanan, ibu pasti akan membagi
berbagai kebutuhan keluarga untuk satu bulan ke depan dengan melakukan
pengaturan belanja makanan yang dikonsumsi oleh keluarga secara rutin.
2. Motif Ekonomi
Segala sesuatu itu tergantung dari niatnya artinya bahwa segala kegiatan
yang kita lakukan harus dibarengi dengan niat kita. Setiap orang pasti memiliki
alasan tertentu ketika melakukan suatu kegiatan misalnya saja seseorang
bekerja dengan niat untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhan
hidupnya. Motif merupakan alasan atau niat dari suatu kegiatan. Semua yang
dilakukan manusia pasti ada dorongan atau alasan tertentu. Dengan
demikian, motif ekonomi adalah sebuah alasan tertentu yang mendasari
seseorang dalam melakukan aktivitas perekonomian baik lingkup kecil
maupun lingkup besar. Seseorang melakukan aktivitas ekonomi dengan
menggunakan fikiran dan akal sehatnya ketika dianggap memungkinkan
maka ia akan melakukannya tapi kalau tidak memungkinkan maka ia akan
mengurungkan niatnya tersebut. Berdasarkan alasan inilah, motif ekonomi
terbagi menjadi dua, yaitu: Motif Ekonomi Instrinsik dan Motif Ekonomi Ekstrinsik
a. Motif ekomomi instrinsik adalah sebuah alasan yang berasal dari dalam diri
manusia itu sendiri dengan tanpa paksaan atau pengaruh dari pihak lain.
Orang itu sendiri yang menentukan perilaku ekonomi seperti menjual barang
yang ia miliki dan lain sebagainya. Akan tetapi motif ini masih tergantung pada
mood yang dimiliki oleh individu tersebut bila moodnya baik maka kegiatan
ekonomi akan mudah terlaksana dan ketika moodnya kurang bagus maka ia
tidak akan melakukan aktivitas ekonominya.
b. Motif Ekonomi Ekstrinsik adalah motif yang terpengaruh oleh situasi di luar
individu seperti ajakan dari orang lain untuk berbisnis, situasi dan kondisi
lingkungan sekitar dan lain sebagainya. Motif ini terjadi karena stimulus yang
diberikan oleh pihak luar seperti teman maupun situasi dan kondisi. Misalnya
saja seorang bekerja karena tuntutan dari keluarga dan anak untuk
membayar keperluan dan kebutuhan sehari-hari, Indonesia menjalin
kerjasama dengan negara lain untuk mendapatkan sebuah keuntungan dan
keamanan.
3. Prinsip Ekonomi
Prinsip Ekonomi merupakan suatu usaha yang bisa dilakukan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dengan pengorbanan seminimal mungkin. Dalam kegiatan
sehari-hari kita tentu saja menerapkan prinsip ekonomi. Jadi, prinsip yang pertama
menunjukkan bahwa dalam melakukan pemilihan harus didasarkan pada
pemilihan biaya yang paling efisien. Sedangkan yang kedua menunjukkan bahwa
pemilihan berdasarkan pada aspek produktivitas. Efisiensi dan produktivitas
memang merupakan dua istilah yang melekat dan menjiwai kegiatan ekonomi.
Produksi merupakan kegiatan yang ditujukan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dalam pengertian yang lebih luas, produksi didefinisikan sebagai setiap
perilaku yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah “nilai guna” suatu
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan demikian, tidak
semua kegiatan atau proses produksi merupakan perubahan bentuk suatu
barang. Dalam proses produksi untuk menambah nilai guna suatu barang dapat
ditempuh melalui:
👉mengubah suatu bentuk barang menjadi barang baru
👉memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain
👉mengatur waktu
penggunaan suatu barang
👉menciptakan suatu jasa.
Barang dan jasa yang dapat dihasilkan dalam proses produksi memilki
keterbatasan sumber daya yang berupa: sumber daya alam (land), tenaga kerja
(labour), modal (capital) dan kewirausahaan (enterprise) sementara kebutuhan
manusia dengan barang dan jasa tidak terbatas. Oleh karena itu, dalam
menghasilkan barang dan jasa, produsen mesti mempertimbangkan faktor
produksi tersebut di atas, yakni: Sumber daya alam, Modal, Tenaga kerja , Kewirausahaan
2. Distribusi
Distribusi merupakan suatu proses menyalurkan barang dan jasa yang berasal
dari produsen sampai pada konsumen. Proses penyaluran barang dan jasa ini
meliputi beberapa pihak yang saling mempengaruhi satu sama lain yaitu produsen,
perantara (distributor) dan konsumen. Produsen perlu memikirkan saluran yang
bagaimana yang akan dipilih untuk menyalurkan barang dan jasanya dengan tepat
dan biaya murah.
Lembaga-lembaga distribusi
(a) Grosir
Merupakan pedagang perantara yang membeli barang
dagangan untuk dijual kembali terutama kepada pengusaha lain dan bukan
kepada konsumen. Fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan
menyebarkan.
(b) Agen
Merupakan pedagang perantara yang tidak membeli dan memiliki
barang yang mereka jual. Fungsi utamanya adalah melakukan penjualan
bagi produsen. Agen biasanya dibayar dengan komisi berdasarkan volume
penjualannya.
(c) Pedagang eceran
Merupakan perusahaan yang membeli barang-barang
dari produsen atau dari grosir kemudian menjualnya kepada konsumen.
Lembaga yang berniaga secara eceran antara lain:
▪ Toserba (Department store)
Merupakan lembaga pemasaran eceran yang menjual berbagai jenis
barang yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen
(bagian).
▪ Pasar swalayan (Supermarket)
Merupakan toko yang sangat besar terutama menjual bahan
pangan dengan harga-harga rendah. Setiap konsumen bekerja atas dasar melayani sendiri dan pembayaran dilakukan secara
kontan.
▪ Toko khusus
Toko yang strategi pemasarannya dengan menawarkan pilihan yang
banyak dari barang-barang yang sejenis. Toko semacam ini banyak
dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan. Contoh toko khusus antara lain
toko perhiasan, toko mainan dan toko sepatu.
Proses distribusi barang dan jasa yang berasal dari produsen untuk dapat sampai
pada konsumen diilustrasikan pada gambar di bawah ini sebagai pelengkap
kegiatan belajar Anda dalam topik ini sebagai berikut.
Gambar Ilustrasi proses distribusi barang/jasa
Sumber: https://jagad.id/pengertian-distribusi
3. Konsumsi
Konsumsi adalah suatu aktivitas pemakaian barang dan jasa baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh individu atau kolektif individu dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia. Setiap anggota masyarakat tentu mengharapkan
kehidupan layak yang sangat ditentukan oleh pemenuhan ketersediaan barang
dan jasa dari segi kualitas dan juga kuantitas yang memadai. Kelayakan untuk
hidup sangat bergantung pada tiga faktor yaitu pendapatan, ketersediaan barang
dan jasa serta harga barang dan jasa tersebut karena bagi masyarakat konsumtif
masalah yang saling bertentangan yakni kebutuhan dan penghasilan. Penghasilan
yang minim dan terbatas berbanding terbalik dengan kebutuhan yang tidak
terbatas.
Jenis kebutuhan dasar manusia itu mencakup: kebutuhan biologis untuk
hidup, kebutuhan yang timbul dari budaya peradaban dan kebudayaan manusia itu sendiri dan kebutuhan lain yang khas menurut masing-masing perorangan.
Manusia mengatur hidupnya secara bijaksana dan terencana dengan
menyesuaikan antara penghasilan dan kebutuhan serta norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat.
Konsumsi merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan dengan menghabiskan
atau mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa. Setiap orang akan berupaya
memaksimalkan nilai guna barang dan jasa yang dikonsumsinya. Syarat yang
harus dipenuhi adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit
tambahan dari berbagai jenis barang akan memberi nilai batas yang sama besar
dengan barang/jasa yang diperolehnya.
C. KESEJAHTERAAN
Ekonomi mempersoalkan usaha manusia untuk meningkatkan kemakmurannya,
baik secara perseorangan maupun secara berkelompok (keluarga, bangsa dan
masyarakat). Sebagai suatu ilmu, ekonomi tentunya memiliki objek material (apa
yang dipelajari) dan objek formal (bagaimana mempelajarinya). Objek material
ekonomi meliputi produksi, distribusi, pembagian kerja, pembangunan, sistem
moneter dan keuangan, perdagangan dan dunia usaha. Sedangkan objek formal
ekonomi meliputi kemakmuran manusia di masa sekarang dan masa depan. Oleh
karena itu kesejahteraan juga merupakan objek formal kajian dari ilmu ekonomi
ini.
Kesejahteraan adalah “hal atau keadaan sejahtera; keamanan, keselamatan,
ketenteraman;- jiwa kesehatan jiwa; - sosial keadaan sejahtera masyarakat”
https://kbbi.web.id/sejahtera. Sedangkan menurut wikipedia sejahtera menunjuk
ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan
makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Dalam istilah ekonomi, sejahtera
dihubungkan dengan keuntungan benda. Sementara dalam istilah kesejahteraan
sosial merujuk pada keterjangkauan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. https://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan.
Pemenuhan kebutuhan hidup merupakan motif yang tidak bisa ditawar lagi. Pasti
semua orang melakukan kegiatan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan tujuan untuk memperoleh sebuah kesejahteraan dalam kelangsungan
hidupnya. Pada umumnya kebutuhan manusia ada beberapa macam, baik
kebutuhan pokok, sekunder maupun tersier semuanya dipenuhi dengan
perencanaan atau sistem yang dimiliki masing-masing individu.
Dalam ekonomi kita tidak pernah bisa lepas dari konsep kesejahteraan (welfare).
Bahkan menurut asumsi kaum developmentaris menganggap bahwa tujuan akhir dari pembangunan ekonomi adalah menciptakan kesejahteraan. Salah satu
kelebihan dari konsep kesejahteraan adalah karena memiliki prinsip serta
mengalami evolusi konsep untuk terus memperbaiki pemahaman karena pada
hakikatnya akan selalu ada konsep-konsep yang lebih baik.
Aktivitas ekonomi dilakukan karena manusia ingin mencukupi semua
kebutuhannya sehingga menjadi sejahtera atau makmur. Ukuran kesejahteraan
secara ekonomi bisa disamakan dengan terpenuhinya kebutuhan materiil (fisik).
Perilaku ekonomi yang dilakukan secara terus menerus (setiap hari) oleh
masyarakat ini akhirnya menjadi suatu aktivitas yang disebut kegiatan ekonomi.